Selasa, 01 September 2009

MAKALAH EVALUASI DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR

MAKALAH

Evaluasi dalam proses belajar-mengajar

Oleh: Dedi Hidayat, S.Pd.I


BAB I

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar merupakan suatu system yang terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan (interpenden) dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. salah satunya ialah evaluasi. Evaluasi sangatlah berperan penting dalam sistem pengajaran karena dengan diadakannya evaluasi ini, prestasi para siswa dapat diketahui setelah menyelesaikan program belajar yang dicapai para siswa dalam kurun waktu tertentu, dapat diketahui ketetapan metode mengajar yang digunakan dalam menyajikan pelajaran, serta dapat diketahui tercapai dan tidaknya tujuan intruksional dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian evaluai berfungsi pula sebagai feed back (umpan balik ) dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan oleh guru.

Dalam proses belajar mengajar (PBM), aspek evaluasi sering kali terabaikan. artinya dosen, guru, atau intrukstur terlalu memperhatikan saat yang bersangkutan memberi pelajaran saja. Perkuliahan atau pelajaran bejalan dengan baik, pratikum berjalan rapi, namun saat membuat soal ujian atau soal pratikum, yang bersangkutan sudah tidak lagi melihat sasaran belajar (sasbel) yang pernah dibuatnya. Akibatnya, soal ujian yang dibuat seperti jatuh dari langit saja. Artinya dosen membuat soal ujian tersebut menjadi seadanya atau seingatnya saja, tanpa harus memenuhi kriteria pembuatan soal ujian yang baik dan benar, misalnya apakah soal ujian tersebut sudah sesuai dengan sasbel; apakah memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dsb.

Dalam pembuatan soal ujian atau evaluasi hasil belajar, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. memberikan ukuran yang dipakai; seperti bagaimana mengukur, menilai dan mengevaluasi sebagai kata-kata kunci yang sering digunakan dalam diskusi materi evaluasi hasil belajar.
  2. mendiskusikan tentang fungsi penilaian untuk memperoleh pemahaman tentang hal-hal apa saja yang dapat dinilai melalui pelaksanaan suatu ujian.
  3. melaksanakan standar penilaian ujian yang baik, dibutuhkan mutu ujian yang baik pula.
  4. merancang soal-soal ujian dalam stuktur soal sedemikian rupa sehingga jumlah maupun derajat kesukaran soal tetap relevan dengan pencapaian sasaran belajar (sasbel) yang telah ditetapkan dalam rancangan kegiatan belajar mengajar (RKBM) .
  5. mengingat derajat kesukaran soal dapat berbeda satu dengan yang lainnya, tiap-tiap soal perlu mendapat bobot soal menurut relevansinya dengan sasbel.
  6. sesudah proses membuat, menstrukturkan dan menentukan bobot soal, soal-soal tersebut dapatlah disajikan melalui ujian. Setelah itu dilakukan pengukuran dan penilaian hasil belajar
  7. langkah terakhir adalah pengambilan keputusan atas hasil evaluasi ujian.

BAB II

EVALUASI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

A. Pengertian Evaluasi

Istilah evaluasi sering disamakan dengan istilah mengukur atau menilai. Sehingga orang-orang lebih cenderung mengarahkan kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam memakai hanya tergantung dari kata mana yang sedang siap atau pantas untuk di gunakan. Untuk dapat mengetahui persamaan, perbedaan, dan hubungan ketiga kata tersebut dapat di pahami melalui 2 contoh berikut :

1. adi disuruh memilih dua pensil yang tidak sama panjangnya, maka adi memilih pensil yang lebih panjang.

2. seorang ibu sedang memilih jeruk, maka ibu tersebut memilih jeruk yangbesar, kuning, kulitnya halus, karena menurut pengalamannya jeruk-jeruk yang demikian rasanya akan manis.

Dari contoh-contoh diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum menentukan pilihan manusia selalu mengadakan “proses penilaian “ , dan untuk sebelum mengadakan “proses penilaian” kita akan terlebih dahulu melakukan “proses pengukuran”. Dua langkah kegiatan yang dilalui sebelum mengambil sebuah pilihan itulah yang disebut mengadakan evaluasi yakni mengukur dan menilai, kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita melakukan pengukuran.

1. mengukur ialah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran bersifat kuantitatif.

2. menilai ialah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik menurut penilaian, bersifat kualitatif.

3. evaluasi ialah meliputi dua langkah diata, yaitu mengukur dan menilai.

Disini juga beberapa ahli pendidikan berpendapat mengenai pengertian evaluasi, antara lain :

1. Sudirman N dkk(1991 :241) mengemukakan rumusan bahwa penilaian atau evaluasi berarti suatu tindakan untuk menentukan sesuatu.

2. Menhers & Lehman, 1978: 5) mengemukakan bahwa evaluasi ialah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut , maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan proses yang sengaja direncakan untuk memperoleh informasi atau data. Berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Informasi atau data yang dikumpulkan itu harus sesuai dengan tujuan evaluasi yang direncakan.

Tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran , yaitu :

a. Kegiatan evaluasi merupakan proses sistematis . ini berarti bahwa evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Kegiatan evaluasi dilakukan pada permulaan. Selama program satuan pelajaran berlangsung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai.

b. Didalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Maksud data disini ialah berupa perilaku atau penampilan siswa selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan, atau tugas-tugas pekerjaan rumah, nilai ujian akhir caturwulan, nilai mindsemester, nilai ujian akhir semester dsb. Dengan hasil ini diambillah suatu keputusan sesuai dengan maksud dan tujuan evaluasi yang sedang dilaksanakan. Ketetapan keputusan hasil evaluasi bergantung kepada keshohihan dan objektivitas dan yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

c. Setiap kegiatan evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai . adapun tujuan pengajaran criteria pokok dalam penilaian tujuan pengajaran dan proses belajar mengajar serta prosedur evaluasi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainnya. Secara bagan dapat digambarkar sebagai berikut :

3. Muhammad Ali, 1992 : 113 ) mengemukakan bahwa evaluasi sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, oleh karena itu evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi tidak hanya sekedar menentukan angka keberhasilan belajar, tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk umpan balik (feed back)dari proses interaksi edukatif yang dilaksanakan.

4. Yahya Qohar Al-haj, 1985 : 2) mengemukakan bahwa evaluasi pada dasarnya ialah memberikan pertimbangan atau harga nilai berdasarkan criteria tertentu, untuk menetapkan evaluasi yang meyakinkan dan objektif dimulai dari informasi kuantitatif dan kualitatif. Instrument (alat) yang digunakan harus cukup shohih, kukuh dan praktis serta jujur, dan diolah dengan tepat dan digambarkan pemakaiannya.

B. Kegunaan Evaluasi

Kegunaan evaluasi dapat dilihat secara khusus dan umum, secara khusus kegunaan evaluasi ditinjau dari segi siswa, guru, dan sekolah.

1. kegunaan evaluasi dari segi siswa :

Ø dengan diadakannya evaluasi, siswa dapat mengetahui sejauhmanana telah mengikuti pelajaran yang telah diberikan guru. Jika hasil yang diterima memuaskan, akibatnya siswa akan mempunyai motivasi cukup besar untuk belajar lebih giat agar lain kali mendapatkan nilai yang memuaskan lagi, tapi mungkin sebaliknya siswa akan merasa puas dengan hasil yang diperolehnya dan usahanya kurang gigih lagi untuk lain kalinya. Dan jika seorang siswa mendapatkan nilai yang kurang memuaskan menurutnya, hal itu juga akan memacu semangatnya untuk lebih baik lagi agar hal tersebut tidak terulang lagi, namun bagi siswa yang lemah kemampuannya, akan terjadi putus asa dengan hasil yang kurang memuaskan yang diterimanya.

2. kegunaan evaluasi bagi guru

Ø Untuk mencari tingkat kemampuan siswa, bakat, minat yang mereka milki. Hal ini berfungsi dalam upaya membantu siswa agar dapat ditempatkan pada situasi belajar yang lebih tepat sesuai dengan bakat dan minatnya, misalnya penentuan program pilihan untuk penjurusan.

Ø Untuk mengetahui latar belakang siswa tertentu yang memerlukan bantuan khusus karena mengalami kesulitan belajar.

Ø Untuk mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan pelajaran dan siswa-siswa mana yang belum menguasai bahan pelajaran. Dengan demikian guru dapat memusatkan perhatiannya kepada siswa-siswa yang belum berhasil. dengan diketahui sebab-sebabya maka diberikanlah kepadanya perhatian dan perilaku yang lebih sehingga keberhasilan selanjutnya dapat diharapkan.

Ø Untuk mengetahui ketetapan materi pelajaran bagi siswa

Ø Untuk mengetahui sejauhmana efesiensi metode, teknik dan alat bantu yang digunakan oleh guru.

3. kegunaan evaluasi bagi sekolah

Ø untuk mengetahui apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah

Ø sebagai bahan pertimbangan tepat tidaknya kurikulum yang ditetapkan oleh perencanaan sekolah dimasa-masa yang akan datang.

Ø Hasil penilaian dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, apakah standar yang diterapkan telah terpenuhi atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh siswa.

Secara umum kegunaan evaluasi yaitu sebagai berikut :

1. Proses seleksi

2. proses diagnosa, jika evaluasi diadakan cukup memenuhi syarat, maka guru dapat melakukan diagnosa kepada siswa-siswanya tentang kemampuan dan kelemahan siswa dan penyebab kelemahan tersebut sehingga agar lebih mudah cara untuk mengatasinya.

3. proses penempatan ialah untuk dapat menentukan dikelompok mana seorang siswa akan ditempatkan.

4. proses pengukuran keberhasilan ialah untuk mengetahui sejauh mana program telah berhasil diterapkan. Keberhasilan program tersebut ditentukan oleh beberapa factor, yaitu factor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan system administrasi.

Adapun jika dilihat dari fungsinya, ialah sebagai berikut :

1. fungsi administrative ialah untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku rapor.

2. fungsi promosi ialah untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.

3. fungsi diagnostic ialah untuk mengindentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).

4. sumber data BP ialah untuk memasukan data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan.

5. bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat PBM.

C. Teknik Evaluasi

Instrument (alat) adalah sesuatu yang dapat digunakan untukmempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujun secara lebih efektif dan efesien. alat evaluasi tersebut dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunkan cara atau teknik yaitu yang dikenal dengan teknik evaluasi. Teknik evaluasi terebut terbagi kedalam dua macam , yaitu teknik nontes dan teknik tes.

  1. teknik nontes

yang tergolong teknik nontes ialah :

- skala bertingkat ( rating scale)

- kuesioner (questionair)

- daftar cocok (check list)

- wawancara (interview)

- pengamatan ( observation)

- riwayat hidup.

a. Skala Bertingkat (rating scale)

Skala mengambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka penilsaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk skala.

b. Kuesioner (questionair)

Kuesioner (questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang aka diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dsb.

Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :

I. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada :

1) Kuesioner langsung

Kuesioner ini diisi da dikirimkan langsung oleh orang yang akan diminta jawaban tentang dirinya.

2) Kuesioner tidak langsung

Kuesioner ini dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya. Dan digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga, dsb.

II. Ditinjau dari segi menjawab

1) Kuesioner tertutup

Kuesioner ini disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.

2) Kuesioner terbuka

Kuesioner ini disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Dan kuesioner ini digunakan untuk meminta pendapat seseorang.

c. Daftar vocok (check list)

Daftar cocok (check list ialah deretan pertanyaan (yang biasanya singkast-singkat), disini responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok( ) ditempat yang sudah disediaka.

d. Wawancara

Wawancara(interview) ialah suatu metode atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab sepihak

Wawancara dapat dilakukan oleh 2 cara, yaitu :

1) Interviu bebas, yaitu dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.

2) Interviu terpimpin, yaitu dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu, sehingga responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya.

e. pengamatan (observastion)

pengamatan ialah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam obervasi (pengamatan), yaitu :

1) observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.

2) Observasi sistematik, yaitu dimana factor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Dalam observasi ini pengamat berada diluar kelompok. Dengan demikian pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.

3) Observasi eksperimental, yaitu terjadi jika pengamat tidak berpatisipasi dalam kelompok.

f. Riwayat hidup

riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa kehidupannya.

II. Teknik tes

tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan seseorang dengan cara yang tepat dan cepat (Amir daien indrakusuma, “evaluasi pendidikan) tes ini ada 3 macam, yaitu :

a) tes diagnostic, adalah tes yang digunakan untuk mengertahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes diagnostic ini ada 4 tingkat, antara lain :

- tes diagnostic ke-1 dilakuka terhadap calon siswa sebagai input, untuk mengetahui apakah calon tersebut sudah menuasai pengetahuan yang merupakan dasar untuk menerima pengetahuan di sekolah yang dimaksudkan. Tes ini disebut dengan tes penjajakan atau dalam istilah bahasa inggis entering behaviour test.

- Tes diagnostic ke-2, dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan mulai mengikuti program. Dan tes diagnostic ini berfungsi sebagai tes penempatan (placement test).

- Tes diaonostik ke-3, dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar, karena tidak semua siswa dapat menerima pelajaa yang disampaikan oleh guru denga lacar. Maka pengajar (guru) disini harus sekali-kali memberikan tes diagnostic untukmengetahui bagia mana dari bahn yang diberikan itu belum dikuasai oleh siswa. Dan mendeteksi mengenai sebab siswa tersebut belum menguasai bahan.

- Tes diagnostic ke-4, diadaka pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran. Dengan ini guru dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang ia berikan.

b) Tes formatif, tes ini diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses. Digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa telah terbentuk seelah mengikuti sesuatu program tertentu.evalusi formatif mempunyai manfat, baik bagi siswa, guru, maupun program itu saendiri.

Manfaat bagi siswa

- Untuk mengetahui apakah siswa sudah mengetahui bahan program secara menyeluruh.

- Penguat (reinforcement) bagi siswa.

- Usaha perbaikan. Setelah melakukan tes, siswa mengetahui kelemahannya, yang kemudiannya termotivasi untuk meningkatkan pengusaan terhadap bahan pelajaran.

- Sebagai diagnosis. Dengan mengetahui hasil tes formatif, siswa mengetrahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.

Manfaat bagi guru

- Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa. Sehingga menentukan bagi guru dalam mengubah atau tetap dalam menggunakan strategi mengajar.

- Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa.

- Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.

Manfat bagi program

- Diketahui apakah program yang telah diberikan sudah tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.

- Diketahui apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhatikan.

- Diketahui apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai.

- Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang di gunakan sudah tepat.

-

c) Tes subsumtif dan sumatif, pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini dilakukan pada perempat semester atau caturwulan dan pada pertengahan semester(caturwulan) yang lazim kita ssebagai mindsemester. Evaluasi sumatif ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa. Tes sumatif adalah penilaian yang dilakukan tiap akhir semester (caturwulan), setelah para siswa menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran tertentu selama satu perode waktu tertentu pula.adapun fungsi dari penilaian ini adalah untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau mata pelajaran selama satu semester atau caturwulan.

Manfaat tes sumatif, ada 3 hal yang paling terpenting, yaitu :

- Untuk menentukan nilai.

- Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalm menerima program berikutnya.

d) Tes formatif dan tes sumtif dalam praktek

Dalam pelaksanaannya disekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ialah ulangan umum yang diadakan pada akhir caturwulan atau akhir semester.

Dalam buku seri III B dari kurukulum 1975 tentang pedoman penilaian dijelaskan bahwa tes formatif harus dilaksanakan oleh guru setiap mengakhiri satu sub pokok bahasan, sedangkan tes sumatif dilasksanakan setiap mengakhiri satu pokok bahasan (dalam program yang lebih beasar). Dan apabila pengertian ini dihubungkan dengan yang telah dibicarakan pada alinea sebelumnya, yaitu bahwa tes sumatif dilaksanakan sebagai ulangan umum, maka tes yang dilaksanakan diakhir pokok bahasan ini dapat dipandang sebagai tes subsumatif atau tes unit, sedangkan ulangan umum itulah yang diusebut tes sumatif.

Adapun teknik ealuasi yang lainnya yang telah dikemukakan oleh Daryanto dalam bukunya yang berjudul “evaluasi pendidiakan “ada 4, yaitu :

1) Measurement model

Menurut model ini, evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran terhadap berbagai aspek tingkah laku dengan tujuan untuk melihat perbedaan-perbedaan individual atau kelompok yang hasilnya diperlukan untuk seleksi, bimbingan dan perencanaan pendidikan bagi para siswa di sekolah,

Objek evaluasi dari model ini adalah tingkah laku siswa yang mencangkup kemampuan hasil belajar, kemampuan pembawan (intelegensi bakat), minat, sikap dan juga kepribadian siswa.

Pendekatan yang ditempuh model ini adalah membandingkan hasil belajar antara 2 anak atau lebih kelompok yang menggunakan cara pengajaran yang berbeda sebagai variable bebas, lalu diberikan tes yang sama yang hasil dari tes tersebut untuk mengetahui cara pengajara mana yang lebif efektif untuk digunakan.

2) Congruence model

Menurut model ini, evaluasi adalah usaha untuk memeriksa persesuaian (congruence) antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dengan hasil belajar yang telah dicapai. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dengan ,model ini berguna bagi kepentingan penyempurnaan system bimbingan siswa dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasol belajar yang telah dicapai.

Objek evaluasinya adalah perubahan tngkah laku siswa yang diperlihatkan pada akhir kegatan pendidikan. Tingkah laku tersebut mencangkup baik pengetahuan maupun aspek pengetahuan maupun keterampilan dan sikap.

4 langkah pokok untuk menyusun congruence model :

Ø Merumuskan atau mempertegas tujuan pengajaran.

Ø Menetapkan “tes situation” yang diperlukan

Ø Menyusun alat evaluasi.

Ø Menggunakab hasil evaluasi.

3) Educational system eavaluation model

Menurut model ini, evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan performance dari berbagai dimensi system yang sedang dikembangkan dengan sejumlah criteria tertentu untuk akhirnya sampai pada suatu deskripsi dan judgment mengenai system yang dinilai tersebut.

Objek evaluasi menurut model ini adalah jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam kegiatan evaluasi, baik data objektif (skor hasil tes) maupun data subjektif atau judgment data (pandangan guru-guru, reaksi para siswa dll). Adapun pendekata yang ditempuh model ini dalam pelaksanaan evaluasi adalah :

1. membandingkan performance setiap demensi system dengan criteria intern dalam system itu sendiri.

2. membandingkan performance setiap dimensi dengan criteria ekstern diluar system yang bersangkutan.

empat demensi yang diperlukan dalam proses pengembangan system pendidikan (provus)design, operation program, interim products dan terminal products.

4) Illuminative Model

Model ini memandang fungsi eavaluasi sebagai bahan atau input untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian-penyesuaian dan penyempurnaan sistemyang sedang dikembangkan.

Objek evaluasi yang diajukan model ini mencangkup :

Ø Latar belakang da perkembangan yang dialami oleh system yang bersangkutan.

Ø Proses pelaksanaan system itu sendiri.

Ø Hasil belajar yang diperlihatkan oleh para siswa.

Ø Kesukaran-kesukaran yang dialami dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya dilapangan . pendekatan yang ditempuh model ini dalam melaksanakan evaluasi tersebut bersifat terbuka atau open-ended dan dalam melaporkan hasil evaluasi lebih banyak digunakan cara deskritif dalam penyajian informasinya.

D. Syarat –syarat Penyusunan Evaluasi

Penyusunan alat evaluasi bukanlah merupakan suatu hal yang mudah karena diperlukan beberapa syarat agar suatu tes atau evaluasi dikatakanb baik atau memenuhi standar. Suatu tes atau evaluasi yang baik harus memiliki syrat-syarat sebagai berikut :

  1. Validitas

Sebuah tes dikatakan valid (sahih) apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. (Scarvia B. Anderson dkk. Ensyclopedia of Educational Evaluation). Validitas sebuah tes bukan ditekankan pada tesnya itu sendiri, tetapi lebih ditekankan pada hasil pengetesan atau skornya.

Validitas suatu tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan pengalaman. Hal pertamas diperoleh ialah validitas logis (logical validity) dan yang kedusa ialah validitas empitis (empirical validity). Inilah yang akan dijadikan dasar pengelompokan validitas tes.

Secara garis besar, validitas ada dua macam, yaitu :

Ø Validitas logis (logical validity)

Ø Validitas empiris ( empirical validity)

Validitas logis untuk sebuah instrument tersebut memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrument yang bersangkutan sudah diranvang sevara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.

Ada dua macam validitas logis yang dicapai oleh sebuah instrument, yaitu :

Ø Validitas isi : disusun berdasarkan materi oelajaran yang dievaluasi.

Ø Validitas konstruk : disusun berdasarkan konstrak, aspek-aspek kejiwaan yang mesti dievaluasi.

Validitas empiris untuk sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Yaitu dengan membandingkan instrument yang bersangkutan dengan kriterioum (sebuah ukuran). Sedangkan kriterium yang digunakan sebagai pembanding kondosi instrument ada duas macam, yaitu :

Ø Concurrent validity (validitas ada sekarang) : ialah instrument yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang sudah ada.

Ø Predictive validity ( validitas ramalan ) : ialah instrument yang kondisinya belum ada, tetapi yang akan terjadi dimasa yang akan dating (yang diramalkan)

Dengan kedua validitas tersebut (validitas logis dan validitas empiris) yang masing-masing memilki dua macam juga. Maka secara keseluruhan kita mengenal ada empat validitas, yaitu :

1. validitas isi

2. validitas konstruk

3. validitasd “ada sekarang”

4. validitas predictive.

2. Reabilitas

Kata reabilitas diambil dri bahasa inggris yaitu “reliable” yang artinya dapat dipercaya atau keajegan yang sifatnya tidak berubah dari waktu kewaktu. Atau bisa juga diartikan dengan “ketepatan”.

Cara-cara mencari besarnya reabilitas, yaitu ada tiga cara :

  1. metode bentuk pararel (equivalent)
  2. metode tes ulang ( tes-retest method)
  3. metode belah dua (split – half method)

3. Objektivitas

Objektivitas ialah tidak adanya unsure pribadi yang mempengaruhi. Dan apabila dikaitkan dengan reabilitasd maka objektivitas menekankan ketetapan (covsistency) pada system scoring, sedang reabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.

4. Praktibilitas

Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila te tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya.

Tes yang praktis ialah tes yang :

Ø mudah dilaksanakan

Ø mudah pemeriksaannya

Ø dilengkapi dengan petunjuk-petrunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan atau diawali oleh orang lain.

5. Ekonomis

Maksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya mahal, tenaga banyak, dan waktu yang lama.

6. Kemampuan Membandingkan

Tes yang baik, harus dapat membedakan kemampuan anak sesuai dengan tingkat kepandaian siswa. Suatu tes yang sangat sukar atau sangat mudah bukanlah merupakan suatu evaluasi yang baik karena tes yang demikian tidak memiliki kemamampuan untuk membandingkan

DAFTAR PUSTAKA

  1. Djamarah, syaeful Bahri : 2005. “ Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif ; suatu pendekatan teoritis psikologis Jakarta : PT. Rineka Cipta.
  2. suharna : 1984. “ Testologi Pengantar “ Jakarta : PT. Bina Askara
  3. Daryanto: 1999. “ Evaluasi pendidikan “, Jakarta : PT. Rineka Cipta
  4. Arikunto, Suharsimi : 1996, “Dasar-dasar Evaluasi PendidikanJakarta : Bumi Askara
  5. Ngalim, Muhammad Purwanto : 1992 “ Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran”, Bandung : PT. Rosda Karya
  6. Uzer, Muhammad Usman dan Lilis setiawati : 1993, “ Upaya optimalisasi kegiatan belajar Mengajar”, Bandung : PT. Rosda Karya
  7. Syah, Muhaibin : 2000 “ Psikologi Pendidikan “ Bandung : PT. Rosda Karya

2 komentar:

Anonim mengatakan...

matur nuhun mas makalahnya. minta semua makalah yg berhubungan dengan PAI ya. tu jg kalo g kbrtn.

Anonim mengatakan...

kalo bs minta makalah tentang psikologi pendidikan. kesulitan anak dlm bljr, metode2 mengajar dan sistem pembelajaran